Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017
SELAMAT DATANG DI WEB BLOG BANARAN 2, KALURAHAN BANARAN, PLAYEN , GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

PEMBUATAN GARDU SISKAMLING DUSUN BANARAN 2 RT 10

Poskamling sebagai salah satu bangunan arsitektur adalah sarana untuk mendukung aktivitas ronda. Perlu ditegaskan bahwa tidak semua bangunan mampu mendukung tujuan semula atau malah bisa sebaliknya jadi menghambat. kali ini di Dusun Banaran 2 Rt 10 tepatnya di bangun dan di perbaiki kembali Tempat roda yang lebih permanen lagi, meski hari yang sebelumnya di Dusun Banaran 2 Rt 10 sudah ada gardu siskamlingnya. Dari masyarakat Rt 10 ini membangun rehap ulang kembali Tempat Ronda tang ada di Dusun tersebut. Pelaksanaan Rehap Gardu siskamlin di laksanakan warga pada hari minggu 27 maret 2017 secara bersama-sama bergotong royong. Istilah gardu berasal dari bahasa Prancis  garde  yang berarti rumah jaga. Istilah ini dikenalkan oleh Daendels (Abidin Kusno; 2006, 231). Istilah poskamling berkembang pada masa Orde Baru sebagai pertahanan semesta untuk mengawasi pihak-pihak yang dianggap mengganggu stabilitas sosial dan juga stabilitas politik (Jhoni Asoy, 2011).

PEMBANGUNAN TUGU PEMBATAS DESA BANARAN

Tugu pembatas antar wilayah atau Desa itu sangat penting, di sinilah Pembangunan Tugu pembatas antara Desa Banaran dengan Desa Gading yang sebelumnya sudah di mulai di bangun dan di mulai pembangunannya di beberapa har i yang lalu hingga sampai saat ini sudah nampak wujud tugu besar bisa dilihat dengan mata.  Dengan di bangunnya tugu Pembatas sangat penting karena untuk memperingatkan para pengendara terhadap jalur yang mereka gunakan sekaligus dapat mempromosikan daerah. "Kalau lewat di Jl. Wanagama 1 Banaran, Gading, Playen, Gunungkidul beberapa hari ini atau di tahun-tahun sebelumnya kita tidak ada Tugu Pembatasnya sehingga tidak bisa melihat simbolis atau Tugu pembatas antar Desa. Dari Kelurahan Desa Banaran di tahun 2017 ini mulai merialisasi untuk pembuatan Tugu Pembatas Desa. Demikian hasil dokumentasi kami hingga di hari Minggu 27 Maret 2017 yang dapat admin dokumentasi. Semoga bermanfaat.

TAHAP PEMBUATAN TUGU BATAS DESA BANARAN GADING

Sejumlah masyarakat maupun pengguna jalan terutama di Jalan Wanagama 1, Banaran, Gading, Playen, Gunungkidul beberapa pekan ini ada yang menanyakan tentang Tugu Pembatas Desa. Dari sejumlah masyarakat yang ada selayaknya untuk daerah-daerah yang lain, simbolis untuk perbatasan Tugu Pembatas sebaiknya di buat permanen seperti tempat-tempat yang lain. Pada tahun-tahun lalu sempat ada tanda pembatas akan tetapi tidak permanen dan rusak sehingga hingga, sekarang 2017 di tahun ini baru mulai di bangun tugu pembatas antara Desa Banaran dengan Desa Gading Playen Gunungkidul.  Tugu pembatas antar wilayah atau Desa itu sangat penting, karena untuk memperingatkan para pengendara terhadap jalur yang mereka gunakan sekaligus dapat mempromosikan daerah. "Kalau lewat di Jl. Wanagama 1 Banaran, Gading, Playen, Gunungkidul beberapa hari ini atau di tahun-tahun sebelumnya kita tidak ada Tugu Pembatasnya sehingga tidak bisa melihat simbolis atau Tugu pembatas antar Desa. Dari Kelura

GUGUR GUNUNG WARGA BANARAN 2 DAN 3 DESA BANARAN

Gugur Gunung ataupun Gotong royong merupakan wujud kebersamaan dalam kemasyarakatan yang hingga sampai saat ini tertanam di lingkungan masyarakat pada umumnya. Dari sebelumnya yang pernah dilaksanakan kegiatan Gugur Gunung warga Desa Banaran, pada minggu 19 Maret 2017 terpantau dari kami admin di 2 Dusun Banaran 2 Rt 10 dan Banaran 3 Rt 16 di hari yang sama masyarakatnya mengadakan aktifitas Gugur Gunung, kerja bakti di Lingkungan yang dikerjakan. Seperti yang ada pada gambar diatas adalah aktifitas warga Dusun Banaran 2 Rt 10 kegiatan Gugur Gunung yang sebelumnya di tempat tersebut sudah di mulai untuk perbaikan juga pembenahan dan pelebaran jalan. Pada minggu pagi yang secara bersamaan di harinya Dusun Banaran 3 Rt 16 Desa Banaran juga mengadakan kerja bakti bersama dengan membuat calon Gardu Siskamling dengan memulainya penanaman tiang calon gardu di Rt tersebut. Dibawah ini adalah dokumentasi admin yang dapat kami sajikan di sini diantaranya. Demikianlah h

RASTRA (BERAS SEJAHTERA) UNTUK RAKYAT DESA BANARAN

Dulu Raskin merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran. Sekarang ganti menjadi Rastra (Beras Sejahtera). Keberhasilan Program Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu: tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi.  Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsienergi dan protein.Selain itu raskin bertujuan untuk meningkatkan/membuka akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima manfaat dengan jumlah yang telah ditentukan.  Di sinilah di Balai Desa Banaran Raskin yang kan di bagikan kepada masyarakat di Dusun-dusun yang ada di Desa Banaran. Raskin ini d

KENDURI SELAMETAN HASIL PANEN (LUMBUNG PADI) WARGA DUSUN BANARAN 2

Adat Kenduri hingga saat ini masih melekat di Desa-dasa sebagai contohnya Kenduri yang ada di Dusun Banaran 2 Rt 08. Pada kesempatan yang berbahagia ini tepat di hari Senin 13 Maret 2017 warga Dusun Banaran 2 satu RT ini mengadakan acara Kenduri bersama sebagai wujud kesyukuran atas pemberian Allah SWT atas pemberian Panenan hasil pertaniannya di tahun ini. Kenduri Syukuran ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengucapkan rasa syukur karena yang sebuah hal yang diinginkan sudah tercapai dan orang yang mengadakan kenduri syukuran ini bersedekah dengan masyarakat sekitar.  Kenduri syukuran atas hasil Panen ini masyarakat setempat bisa menyebut atau mengartikan sebagai Lumbung desa yang merupakan program ketahanan pangan yang biasa ada di Dusun Banaran 2 dan sekitarnya. Dari kegiatan kenduri yang di laksanakan oleh beberapa warga Dusun Banaran 2 ini harapan dari warga setelah adat kenduri dilaksanakan, jika saja nanti di musim kering masyarakat masih mempunyai simpa