SEJARAH ASAL MULA DESA BANARAN
Menelusuri
asal mulanya desa banaran Desa banaran ada kaitannya sama desa ngleri konon
critanya tempo dulu setelah pecahnya kerajaan majapahit para prajurit
berhamburan melarikan diri untuk mencari keslamatan sebagian ada di song putri
tepatnya hutan wonolagi sebelah utara desa ngleri.
Dulu critanya hutan blantara
yang ada disitu nama nya bodan surati salah satu punggawa kerajaan mojo
pahit dengan berjalannya waktu bondan surati di cari oleh prajurit-prajurit
mojopahit maka diketemukan bondan surati di song putri.
Song merupakan lempengan
batu sekarang masih berada petilasannya di hutan wonolagi desa ngleri prajurit
pajapahit Nampak capik lelah dan disuruh beristirahat maka bondan surati
berkeinginan untuk menjamunya dengan menanak nasi memakai kendil mrica/ empluk
kecil setelah matang nasinya para prajurit di jamu namun tidak membawa
peralatan piring supaya mengelar daun jati/ untuk ngeleri nasi (jawa) dari
makan nasi kendil itu semua prajurit merasa kenyang seolah-olah nasi itu tidak
bisa habis,
Sehubungan disini untuk ngeleri nasi maka dikemudian hari didesa ini
dinamakan desa ngleri asalnya dari ngleri nasi, dengan berjalannya waktu
prajurit mojopahit mengadakan babat alas menuju kearah timur selama dalam
pembabatan hutan, sebagian prajurit mengatakan kok tanahnya ini rata tidak ada
gunung dalam arti banar makan dikemudian hari besok di desa ini dinamakan desa
banaran dari situlah asal mulanya desa banaran dengan berjalannya waktu
babatnya di lanjutkan sampai menemukan sumber sebagian prajurit mengatakan kok
kelihatanya sumber ini ada penghuninya manusia jangan-jangan ini musuh setelah
ditelusuri kedalam terlihatlah empu supo dan empu rahmadi sedang membuat keris
pusaka dan disekitar itu ada sebagian prajurit mojopahit tepatnya di alas tuban
atau ngembong maka bergabunglah prajurit bodan surati,bersama prajurit yang
berada di alas tuban. kembali ke penemuan
sumber sumber itu tadi namanya sekarang sumber mojo.
UNTUK KETERANGAN LEBIH LENGKAP SILAHKAN KLIK DI WEB ADMIN
Komentar
Posting Komentar